Intensifikasi Pekarangan Melalui ProgrKKN Unsoed di Desa Kedungurang Gumelar: Pemberian Planter Bag untuk Tanaman Cabai dan Tomat

Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) di Desa Kedungurang Gumelar merupakan salah satu inisiatif penting yang dilakukan oleh mahasiswa untuk memberikan kontribusi positif kepada masyarakat. Salah satu program kerja yang menonjol dalam kegiatan KKN tahun ini adalah intensifikasi pekarangan melalui pemberian planter bag berisi tanaman cabai dan tomat. Program ini bertujuan untuk meningkatkan produktivitas pekarangan rumah tangga di desa tersebut serta mendukung ketahanan pangan lokal.

Divani, selaku penanggung jawab program kerja (proker) intensifikasi pekarangan, menjelaskan bahwa tujuan utama dari program ini adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa melalui pemanfaatan pekarangan rumah. Dalam konteks ini, pekarangan rumah dioptimalkan sebagai lahan untuk bercocok tanam dengan cara yang efisien, menggunakan planter bag.

“Pemberian planter bag berisi tanaman cabai dan tomat ini dirancang untuk memberdayakan masyarakat desa dalam hal ketahanan pangan,” kata Divani. “Dengan menanam cabai dan tomat di pekarangan rumah, kami berharap masyarakat bisa mengurangi ketergantungan pada pasar untuk kebutuhan bumbu dapur dan sayuran, sekaligus meningkatkan pendapatan rumah tangga dari hasil penjualan produk pertanian tersebut.”

Divani juga menambahkan bahwa planter bag adalah solusi yang praktis untuk desa dengan keterbatasan lahan. Dengan teknik ini, setiap rumah dapat memanfaatkan ruang yang ada untuk menanam sayuran, tanpa memerlukan lahan tambahan yang luas.

 

Pak Sarjo, Kepala Desa Kedungurang Gumelar, memberikan apresiasi yang tinggi terhadap program ini. Menurutnya, program KKN ini selaras dengan visi dan misinya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa. Pak Sarjo memiliki mimpi agar seluruh rumah di desa Kedungurang memiliki pohon cabai, yang kini semakin mendekati kenyataan berkat inisiatif ini.

“Program ini sangat mendukung mimpi saya untuk membuat setiap rumah di desa Kedungurang memiliki tanaman cabai,” ungkap Pak Sarjo. “Saya percaya bahwa dengan adanya tanaman cabai dan tomat di pekarangan rumah, masyarakat akan lebih mandiri dalam memenuhi kebutuhan dapur sehari-hari, serta mengurangi biaya belanja mereka. Selain itu, program ini juga dapat mendorong masyarakat untuk lebih peduli terhadap pertanian dan lingkungan sekitar mereka.”

Penanaman bibit dilakukan pada tanggal 19 Juli 2024, di mana mahasiswa KKN bersama masyarakat melakukan penanaman cabai dan tomat dalam planter bag. Selanjutnya, pada tanggal 28 Juli 2024, planter bag yang telah diisi dengan bibit cabai dan tomat mulai dibagikan kepada seluruh bagian dusun yang ada di desa Kedungurang Gumelar. Pembagian ini dilakukan secara merata, sehingga setiap rumah di desa mendapatkan alokasi tanaman yang sama.

Setiap minggu, mahasiswa KKN secara rutin mengunjungi rumah-rumah yang telah menerima planter bag untuk melakukan monitoring perkembangan tumbuhan. Kegiatan ini bertujuan untuk memastikan tanaman cabai dan tomat tumbuh dengan baik dan memberikan bimbingan kepada masyarakat dalam merawat tanaman mereka.

Proses monitoring dilakukan untuk memastikan bahwa program berjalan sesuai rencana dan untuk membantu mengatasi kendala yang mungkin dihadapi oleh warga. Mahasiswa KKN mengecek kesehatan tanaman, memberikan saran tentang perawatan yang tepat, dan menjawab pertanyaan yang mungkin timbul dari masyarakat.

Divani menjelaskan, “Monitoring rutin adalah kunci untuk keberhasilan program ini. Dengan mendatangi rumah-rumah secara berkala, kami bisa memastikan bahwa setiap tanaman mendapatkan perawatan yang dibutuhkan dan membantu masyarakat jika mereka mengalami kesulitan.”

Pak Sarjo juga mengungkapkan pentingnya aspek ini. “Kami sangat menghargai upaya mahasiswa KKN dalam melakukan monitoring dan memberikan dukungan berkelanjutan. Ini menunjukkan komitmen mereka tidak hanya dalam memberikan bantuan tetapi juga dalam memastikan bahwa bantuan tersebut bermanfaat dan diterima dengan baik.”

Program intensifikasi pekarangan ini diharapkan dapat memberikan dampak positif yang signifikan bagi masyarakat desa Kedungurang Gumelar. Selain meningkatkan ketahanan pangan, diharapkan program ini juga dapat menumbuhkan kesadaran akan pentingnya pertanian di pekarangan rumah serta memotivasi masyarakat untuk lebih aktif dalam bercocok tanam.

“Dengan adanya tanaman cabai dan tomat di setiap rumah, kami berharap masyarakat tidak hanya memperoleh hasil yang cukup untuk kebutuhan pribadi tetapi juga dapat mengembangkan usaha kecil-kecilan dari hasil panen mereka,” kata Divani. “Ini juga akan memperkuat rasa kebersamaan dan saling mendukung di antara warga desa.”

Pak Sarjo mengungkapkan harapannya bahwa program ini akan menjadi awal dari berbagai inisiatif serupa di masa depan. “Saya berharap program ini tidak hanya berhenti di sini. Ini adalah langkah awal yang sangat baik, dan kami berharap ke depannya akan ada lebih banyak program yang dapat mendukung pengembangan pertanian dan kesejahteraan masyarakat.”

Program intensifikasi pekarangan melalui pemberian planter bag dengan tanaman cabai dan tomat yang dilaksanakan oleh mahasiswa KKN Unsoed di Desa Kedungurang Gumelar adalah contoh nyata dari kolaborasi antara akademisi dan masyarakat. Dengan tujuan untuk meningkatkan ketahanan pangan dan mendukung kesejahteraan masyarakat, program ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang berkelanjutan dan membangun fondasi yang kuat untuk masa depan yang lebih baik di desa tersebut.

Dengan dukungan penuh dari kepala desa dan partisipasi aktif dari masyarakat, serta bimbingan dan monitoring berkelanjutan dari mahasiswa KKN, program ini memiliki potensi besar untuk mencapai kesuksesan dan memberikan dampak positif yang signifikan bagi Desa Kedungurang Gumelar.

Related Posts

Komentar